Keuskupan Weetebula, Melihat Sejarah Katolik Di Tanah Sumba

Keuskupan Weetebula – Selain menyajikan wisata alam yang begitu sangat indah, Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur juga menawarkan wisata rohani khususnya bagi umat kristiani.

Keuskupan Weetebula merupakan keuskupan yang menangui seluruh wilaya Sumba dengan luas wilayah sekitar 12.297 km persegi.

Keuskupan Weetebula terletak di Jl. El Tari, Radamata 87254, Pos Waikabub sKeuskupan Weetebulaak, Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

uskup

Keuskupan Weetebula – Foto @stevanysuryaputra

Keuskupan Weetebula didirikan sebagai prefektur apostolik Weetebula pada tanggal 20 Oktober tahun 1959.

Keuskupan ini memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Endeh pada tanggal 6 Februari 1969.

Agama katolik pertama kali diperkenalkan ke masyarakat Sumba oleh misionaris Jesuit pada tanggal 21 April 1889.

Pada tanggal 16 Mei 1957 misi agama katolik di Sumba diambil alih oleh misionaris Redemptoris.

Pada tanggal 20 Oktober 1959, prefektur apostolik Weetembula didirikan dan ditingkatkan menjadi suatu keuskupan pada tanggal 6 Februari 1969.

Mengenal Pastur Edmund Woga

pastur

Pastor Edmund Woga – Foto @romo_christo_de_ngasi

Sejak tanggal 4 April 2009 Redemptoris Pastor Edmund Woga ditunjuk untuk menggantikan uskup sebelumnya yaitu Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. Keuskupan Weetebula memiliki 24 paroki.

Eksitensi Gereja Katolik di Pulau Sumba selama rentang waktu sekitar lebih dari 130 Tahun mempunyai cerita panjang dan penuh sejarah. Sejarah lengkap eksistensi agama katolik di Sumba adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 29 November 1898, para misionaris Jesuit meninggalkan Sumba dikarenakan misi layanan yang cukup berat saat itu sehingga jumlah umat Katolik yang tersisa pada saat itu adalah 1.054.

Kemudian pada bulan November 1898 hingga bulan Juni 1921, tidak ada pastur yang membimbing sehingga masyarakat katolik di Sumba bagaikan orang-orang hidup tanpa gembala.

Setelah kejadian tersebut, tepatnya pada tanggal 12 Juni 1921 – Juni 1929, misi Sumba menjadi bagian dari wilayah misi SVD yang berbasis di Ende dan sering dikunjungi oleh para Misionaris setiap tahunnya.

Pada 21 Juni 1929, misi agama katolik di Pulau Sumba kembali dibuka dengan kepemimpinan Misionaris P.Limbrock, SVD. Pusat misi agama katolik saat itu dipindahkan dari Pakamandara ke Weetabula. Pastur Limbrock mengajarkan masyarakat Sumba untuk membangun rumah dengan batu putih.

Pada tanggal 26 Mei 1957, misi agama katolik di Pulau Sumba diserahkan kepada Misionaris Redemtoris dengan sebuah pusat misi di Jerman dengan alasan kekurangan misionaris SVD.

Jumlah total orang menyerahkan 9.500 jiwa, satu dekan Weetabula dan 5 paroki Hombakaripit, Kalembuweri, Waikabubak, Katikuloku, Waingapu, puluhan Stasiun dan 2 Stasiun di Sumbawa.

Pemimpin misionaris Redemtoris P. J. Lukas, CSsR melayani sebagai Deken. Pada tanggal 20 Oktober 1959 dari Dekenat menjadi Prefektur Apostolik dan pada 15 Maret 1960 Mgr. Legelenad diangkat sebagai Perfectur Apostolik.

Perkembangan Agama Katolik di Pulau Sumba

640px-Coat_of_Arms_Edmund_Woga

Lambang Uskup Edmund Woga – Foto wikipedia.com

Pada 28 November 1960, area misi Redemtoris menjadi Viceprovinci CSsR Indonesia.

Pada 6 Februari 1969, status Prefektur Apostolik ditingkatkan menjadi Keuskupan dan pada 5 Agustus 1970 P. Wilhem Wagner diangkat sebagai Administrator Apostolik pada Oktober 1975 Mgr.

Hari Pranata, SJ menjadi Administrator Apostolik. Pada 1979, Mgr. Hari Pranata, SJ, meninggal. Sambil menunggu uskup terpilih, pada pertemuan dewan keuskupan, kepala keuskupan diangkat, P. Karl Zeits, CSsR, lalu P. Berthold Ney, CSsR. Kemudian pada 25 April 1986, Mgr. G. Kherubim Parera, SVD menahbiskan uskup Weetabula.

Dan akhirnya pada tanggal 18 April 2008 pindah ke Maumere untuk menjadi uskup Keuskupan Maumere.

Lalu pada April 2008 hingga Juli 2009 Keuskupan dipimpin oleh Administrator Keuskupan, P. Edmund Woga, CSsR. Dan pada 16 Juli 2009, P. Edmud Woga, CSsR ditahbiskan sebagai uskup Weetabula dan bekerja sampai hari ini di Pulau Sumba.

Baca juga artikel tentang destinasi wisata di Pulau Sumba yang wajib kalian kunjungi:

Wisata Rohani Katolik di Keuskupan Weetebula

weetebula

Keuskupan Weetebula – Foto @hidupmembiara

Wisatawan khususnya yang beragama Katolik dapat mengunjungi Keuskupan Weetebula untuk melakukan wisata rohani dengan mengikuti rangkaian peribadatannya.

Seluruh kegiatan peribadatan yang diselenggarakan di keuskupan ini sesuai dengan ajaran dan prosedur agama katolik.

Bagi anda wisatawan yang beragama katolik wajib mengunjungi tempat wisata rohani ini yang penuh dengan nilai sejarah perkembangan agama katolik di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Dengan berkunjung ke Keuskupan Weetebula kalian akan melihat dan mengetahui sejarah perkembangan agama katolik di Pulau Sumba dan juga beribadah serta menenangkan diri.

You may also like...