Rumah Budaya Sumba, Perpaduan Hotel dan Museum Budaya Sumba

Rumah Budaya Sumba – Akomodasi dalam bentuk penginapan adalah salah satu hal yang paling penting dalam perjalanan wisata ke suatu daerah.

Menginap di hotel berbintang mungkin memang sudah sangat umum.

Fasilitas yang lengkap dan modern menjadikan hotel berbintang menjadi pilihan utama para wisatawan.

Namun, wisatawan yang ingin merasakan pengalaman yang baru dalam menginap dapat di Rumah Budaya Sumba.

Rumah Budaya Sumba sendiri Terletak di Jln. Rumah Budaya No 212, Radamata, Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tempat yang indah dan unik ini dilengkapi museum dan pertunjukan adat yang bisa kalian nikmati juga nilai sejarah dan budayanya.

Baca Juga ya :

Rumah Budaya Sumba – Foto @nudefeet.id

Memiliki ornamen khas suku dan daerah Sumba, menjadikan Rumah Budaya Sumba sebagai destinasi wisata sekaligus akomodasi yang paling cocok dipilih oleh wisatawan.

Rumah Budaya ini dibangun dengan aksen asli Sumba yang dikelilingi oleh pahatan batu Marapu.

Tempat menginap ini dapat menambah wawasan wisatawan akan uniknya seni, arsitektur bangunan, kebudayaan, dan kondisi sosial masyarakat masyarakat Sumba.

Rumah Budaya Sumba ini adalah hasil karya putra asli Sumba yang bernama Pater Robert Ramone.

Dari keinginannya agar Sumba semakin dikenal oleh wisatawan lokal dan internasional, Pater Robert Ramone yang juga seorang pastor telah  membangun citra Rumah Budaya Sumba dengan baik.

Hingga Saat ini, Rumah Budaya Sumba sudah dikenal sampai ke benua biru Eropa.

Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba

Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba – Foto @robertheru

Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba merupakan pusat destinasi wisata yang kaya akan unsur nilai-nilai kebudayaan dan seni asli masyarakat Sumba.

Kalian dapat menikmati indah dan uniknya lingkugan masyarakat sekitar, pertunjukan seni tari, pakaian adat khas Sumba, kuliner tradisional, ukiran patung, upacara adat, dan juga peralatan tradisional yang dulu sering digunakan masyarakat Sumba.

Terdapat beberapa tempat dan bangunan yang bisa kalian kunjungi saat berkunjung ke Rumah Budaya Sumba ini.

Tempat tersebut diantaranya adalah lembaga pusat studi, toko cendera mata, dan museum yang menyimpan berbagai galeri peninggalan tradisi adat Sumba mulai dari perhiasan kuno hingga peralatan tradisional rumah tangga.

Untuk bisa masuk ke museum, wisatawan hanya diminta sejumlah uang sebagai sumbangan. Tidak diizinkan mengambil foto di dalam museum.

Untuk berkunjung ke Rumah Budaya Sumba tidaklah sulit karena hanya berjarak sekitar 3 km ke arah barat dari pusat Waitabula.

Baca juga artikel tentang destinasi wisata di Pulau Sumba yang wajib kalian kunjungi:

Tarian Khas Sumba – Foto: rumahbudayasumba.org

Tarian khas masyarakat Sumba ini dilakukan sebagai pertunjukan menyambut para tamu yang hadir dan berkunjung ke Rumah Budaya Sumba.

Tarian ini dibawakan oleh laki-laki dan perempuan asli Sumba. Penari memakai pakaian adat khas Sumba dengan pakaian dan kain panjang berwarna hitam dengan motif tenun Sumba.

Penari juga memakai ikat kepala berwarna oranye. Penari wanita memakai selendang berwarna putih dan melakukan tarian yang lemah gemulai.

Sedangkan penari pria dilengkapi dengan tombak dan tameng yang mempertunjukkan tarian perang.

Motif Kain Tenun Khas Sumba

Kain Tenun Khas Sumba- Foto @theresiasartanto

Sebagai halnya daerah lainnya di Indonesia, Pulau Sumba juga memiliki motif khas kain tenunnya sendiri.

Umumnya warna kain tenun sumba Didominasi warna hitam, coklat, dan oranye, menjadikan motif ini cocok untuk dipakai oleh setiap kalangan dan umur.

Untuk kaum pria, pakaian adatnya terdiri dari selendang dan kain pendek di bagian bawah.

Sedangkan untuk wanita, pakaian adat terdiri dari blouse terusan dengan kain panjang bercorak serta dilengkapi dengan kalung, gelang dan ikat pinggang.

Pasola, Perayaan Tahunan Sebagai Rasa Syukur

Pasola – Foto @theresiasartanto

Jika kalian berkunjung di bulan Februari (awal musim tanam) maka kalian memiliki kesempatan untuk melihat secara langsung perayaan adat khas masyarakat sumba yaitu Perayaan Pasola.

Kata Pasola berasal dari kata “hola” atau “sola” yang memiliki arti kayu lembing.

Pasola adalah tradisi perang adat dimana terdapat dua kelompok penunggang kuda saling yang saling berhadapan dan saling kejar-mengejar sambil melempar lembing kayu kearah lawan.

Perayaan Pasola mengandung makna persiapan untuk pengerjaan lahan serta adanya kepercayaan tentang percikan darah dari penunggang kuda yang memiliki kekuatan magis untuk menyuburkan dan menghidupkan lahan pertanian.

You may also like...

Exit mobile version