Pesona Gunung Wanggameti, Puncak Tertinggi Sumba

Gunung Wanggameti mungkin bukan sebuah nama yang akrab bagi sebagian besar wisatawan Sumba.

Mengingat hampir semua destinasi wisata Sumba yang berkeliaran di internet tidak jauh dari pantai, savana, bukit, air terjun, dan desa adat.

Namun, ada kalanya kita perlu mencoba mengunjungi tempat yang tidak mainstream, bukan?

Gunung ini terletak di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Sumba sendiri memiliki tiga kabupaten lain, yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah.

Kabupaten Sumba Timur memiliki beragam tempat wisata alam populer, seperti Bukit Wairinding, Bukit Tanarara, Pantai Walakiri, dan Padang Savana Puru Kambera.

Kini saatnya untuk mengunjungi alternatif tempat wisata lain.

Gunung Wanggameti

Gunung Wanggameti – Foto @pendaki.id

Gunung Wanggameti Sumba

Lokasi Gunung Wanggameti

Gunung Wanggameti berlokasi di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, berjarak hampir 90 km dari Waingapu, atau sekitar tiga jam perjalanan mobil.

Taman nasional ini sendiri merupakan daerah perlindungan flora dan fauna di Pulau Sumba.

Taman ini harus dilindungi karena memiliki keanekaragaman hayati yang bernilai cukup tinggi, khususnya pada bagian taman yang terletak di ketinggian 800 meter dari permukaan laut.

Luas Taman Nasional Laiwangi Wanggameti mencakup tiga kecamatan di Sumba Timur.

Selain flora dan fauna, taman ini juga memiliki beberapa air terjun indah, seperti Air Terjun Laputi, Air Terjun Waikanabu, dan Air Terjun Wanggameti.

Secara administratif, gunung ini berada di perbatasan Desa Katiku Wai (Kecamatan Matawai Lapau) dan Desa Nggoni (Kecamatan Karera).

Gunung ini merupakan titik tertinggi di Pulau Sumba, dengan puncak yang berada di ketinggian 1.225 meter dari permukaan laut.

Seperti gunung tinggi pada umumnya, Gunung Wanggameti memiliki beberapa puncak, seperti Puncak Kuang, Nggiku, dan Halawala.

Gunung Wanggameti

Taman Nasional Laiwangi Wanggameti – Foto @triptrus

Wanggameti, Gunung Sakral

Gunung ini merupakan satu dari empat kawasan utama yang dipercaya sebagai sumber kehidupan ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan bagi rakyat Sumba.

Hal ini dikarenakan rakyat Sumba percaya bahwa Gunung Wanggameti memberi air, bahan pangan, kayu, dan tanaman obat-obatan sejak zaman dahulu.

Nenek moyang rakyat Sumba sangat menghormati pencipta alam semesta. Mereka melakukan sembahyang di pusat-pusat sumber daya air.

Masyarakat Sumba memang identik dengan air. Itulah mengapa ibukota kabupaten selalu diawali dengan kata wai atau wee yang berarti air, yaitu Waingapu, Waikabubak, Waibakul, dan Weetebula (sekarang menjadi Tambolaka).

Gunung tertinggi di Sumba ini memiliki beberapa sungai esensial yang berhulu di tubuhnya, yaitu Sungai Kambaniru, Sungai Ananjaki, dan Sungai Parrunggading.

Sungai-sungai ini memberi penghidupan yang layak pada masyarakat Sumba, salah satunya sebagai sumber irigasi sawah.

Gunung Wanggameti

Suasana gunung – Foto @mongabay

Jika sedang mengunjungi Sumba Timur, jangan lupa baca artikel kami yang lain:

Edelweis di Puncak Gunung

Melihat lokasinya yang sampai memakan waktu tiga jam perjalanan dari Waingapu, tentu kita harus mengalokasikan waktu khusus saat mengunjungi gunung ini.

Travelling ke Sumba memang harus menyediakan waktu yang panjang, bisa sampai 1-2 minggu. Apalagi jika kita ingin puas mendalami berbagai destinasi wisata di empat kabupaten.

Namun, jangan patah arang. Perjalanan yang jauh dan melelahkan akan dibayar lunas ketika kita sampai di Gunung Wanggameti.

Bahkan saat masih berada di padang savananya, kita sudah dapat menemukan pemandangan mengejutkan dari ratusan kuda, sapi, dan kerbau yang dilepasliarkan di savana.

Setelah itu, kita akan dikejutkan dengan penampakan bunga Edelweis di sepanjang jalan. Bagi pecinta gunung, Edelweis adalah simbol segala simbol.

Warna putihnya menandakan kesucian alam. Bunganya abadi karena memiliki hormon yang bisa mencegah kerontokan bunga.

Edelweis dan gunung adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bunga ini hanya bisa tumbuh di lokasi tinggi dengan suhu udara dan kelembapan tertentu.

Kondisi terakhir ini menjadikan Edelweis sebagai simbol cinta sejati. Karena digambarkan seorang lelaki harus berjuang mendaki puncak gunung untuk bisa memetik Edelweis dan membawanya pulang untuk sang kekasih.

Edelweis memiliki nama latin Anaphalis javanica atau Javanese edelweiss. Nama itu seakan-akan menandakan Edelweis hanya tumbuh di Pulau Jawa.

Namun, ternyata Pulau Sumba juga memilikinya di Gunung Wanggameti.

Jika memang tertarik mengunjungi Edelweis di Pulau Sumba, maka kita harus memperhatikan musim.

Bunga Edelweis di Sumba biasa mekar di antara bulan April dan Agustus. Dengan kata lain, bunga indah ini sedang mekar sempurna di musim kemarau.

Musim kemarau sendiri merupakan musim terbaik untuk melakukan travelling ke Sumba.

Mengingat kita bisa menikmati destinasi seperti pantai, savana tandus nan fotogenik, dan air terjun di musim kemarau. Sedangkan di musim hujan, kita bisa menemukan bukit-bukit hijau sejauh mata memandang.

Gunung Wanggameti

Edelweis Sumba – Foto @florafaunaofindonesia

Pendakian Gunung Wanggameti

Selain Edelweis dan binatang liar, Gunung Wanggameti juga menawarkan pemandangan lain, seperti melihat burung langka, serta matahari terbit dan tenggelam.

Sehingga lokasi ini memang cocok bagi mereka yang menyenangi wisata alam.

Titik awal pendakian Gunung Wanggameti yang paling populer adalah melalui gerbang masuk Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.

Dari pos taman nasional, kita akan ditemani oleh guide yang sudah berpengalaman. Pendakian mencapai titik tertinggi Wanggameti akan menempuh perjalanan sejauh 7 km.

Puncak Gunung Wanggameti sendiri berupa lahan sempit yang rimbun oleh pepohonan, lengkap dengan papan penanda puncak.

Dari puncak ini, kita bisa melihat horizon Sumba Timur dari segala penjuru. Jangan lupa siapkan kamera agar bisa mengabadikan pemandangan ciamik dari ketinggian.

Jika ingin menikmati matahari terbit dan terbenam, perhatikan waktu mendaki agar bisa sampai ke puncak gunung sesuai waktu yang diinginkan.

You may also like...