Inilah Pernikahan Adat Sumba, dan Maharnya yang Fantastis

Setiap daerah di Indonesia memiliki adat pernikahannya masing-masing begitu pun dengan Sumba.

Bukan hanya pesona alamnya yang menarik, pernikahan adat Sumba juga memiliki ciri khas sendiri yang membuatnya berbeda dari daerah lain di indonesia.

Pernikahan adat Sumba di Nusa Tenggara Timur melewati proses yang panjang. Melibatkan seluruh bagian keluarga dan banyak hal yang perlu dipersiapkan.

Pernikahan adat sumba

pernikahan adat sumba | Sumber: @herriraga

Pada era modern saat ini kebanyakan orang tidak lagi menggunakan acara adat dalam pernikahannya. Dikarenakan keinginan menyelenggarakan acara pernikahan yang modern ala masa kini.

Ditambah ada juga yang merasa terbebani karena prosesi pernikahan adat seringkali memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Satu momen spesial seumur hidup pastinya ingin dipersiapkan dengan matang. Maka dari itu untuk menyelenggarakan acara pernikahan tentu memerlukan biaya yang banyak.

Tapi di Sumba bukan hanya biaya  acara pernikahan yang besar, mahar nya pun terbilang fantastis harganya.

Belis, Mahar Pernikahan yang Fantastis

prosesi Pernikahan Adat Sumba

prosesi Pernikahan Adat Sumba – Mochamad Syafei

Belis adalah sebutan untuk mahar dalam pernikahan adat Sumba. Mulanya diberikan oleh calon pengantin laki-laki untuk pihak keluarga perempuan.

Mahar atau Belis yang disiapkan  berupa hewan ternak seperti sapi, kuda atau kerbau.

Belis yang disiapkan laki-laki biasanya diasosiasikan dengan benda-benda yang bersifat maskulin seperti, kerbau, kuda, parang tombak dan perhiasan.

Calon pengantin akan diberikan Mamuli yaitu perhiasan anting sebagai simbol kemampuan reproduksi wanita.

Setelahnya pihak perempuan akan membalas pemberian belis dari pihak laki-laki dengan hantaran yang lekat dengan keseharian perempuan misalnya babi dan kain tenun.

Jumlah belis ditentukan oleh pihak perempuan, namun nantinya bisa  berdasarkan kesepakatan bersama.

Saat acara pertemuan dua keluarga, akan terjadi tawar menawar belis antara kedua belah pihak. Ketika proses ini berlangsung calon pengantin perempuan tidak boleh menampakkan diri.

Jumlah belis yang laki-laki berikan tergantung posisi keluarga perempuan di masyarakat. Ada Maramba (bangsawan), rakyat biasa dan hamba atau budak.

Bilis di Pernikahan Adat Sumba

Bilis di Pernikahan Adat Sumba – Mochamad Syafei

Perempuan dari kasta Maramba umumnya akan meminta belis yang tinggi sebagai tanda penghormatan bagi keluarga.

Bagi yang termasuk dalam kalangan rakyat biasa juga bisa meminta Belis tinggi apabila calon pengantin perempuannya berpendidikan tinggi.

Sedangkan Belis untuk kasta hamba akan dibayarkan oleh tuannya

Kurang lebih jumlah Belis yang diberikan untuk kalangan bangsawan sekitar 30-an ekor hewan ternak, sedangkan rakyat biasa berkisar 5-15 ekor hewan ternak.

Kenapa patokannya hewan ternak? Karena termasuk harta kekayaan yang jadi patokan orang-orang zaman dulu.

Kuda sebagai bilis di pernikahan adat sumba

Kuda sebagai bilis di pernikahan adat sumba

Nah kalau sekarang bisa menyerahkan dalam bentuk uang namun tetap ukurannya dari hewan ternak.

Jadi misalnya katakanlah hasil kesepakatan keluarga, pihak laki-laki harus memberikan belis sebanyak 20 ekor sapi.

Bisa disiapkan 2 ekor sapi, sisanya bisa diuangkan dengan harga jual hewan saat ini.

Memang terkesan mahal namun sebenarnya sangat sarat akan makna. Adanya Belis ini pada dasarnya merupakan penghargaan bagi calon pengantin perempuan.

Juga bisa dikatakan sebagai ungkapan terima kasih kepada orang tua pengantin perempuan yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan kepada putri mereka.

Baca juga: Pertama kali ke Sumba, Baca Infonya

Proses Pernikahan Adat Sumba

prosesi Pernikahan Adat Sumba

prosesi Pernikahan Adat Sumba – Mochamad Syafei

Lalu bagaimana proses pernikahannya? Dilansir dari netralnews.com, proses pernikahan adat Sumba melalui beberapa tahapan.

Pertama adalah tahap perkenalan, di sini dilakukan proses perkenalan antara kedua keluarga untuk mengetahui identitas, status sosial dan turunan.

Juga untuk memastikan dari suku mana masing-masing calon pengantin berasal.

Lanjut ke tahap perkenalan adat (dengi winni pare, winni watara).

Dalam tahap ini calon mempelai pria bersama keluarga datang ke rumah calon pengantin perempuan, untuk membicarakan pinangan dengan bahasa adat.

Keluarga perempuan menyajikan sirih pinang sambil menanyakan maksud kedatangan.

Sedangkan keluarga pria menyerahkan barang bawaan dan meminta bibit padi dan bibit jagung sebagai tanda telah diterimannya pinangan.

Setelah itu ada tahap ikat adat (Kattege). Jika pinangan sudah diterima masing-masing keluarga mempersiapkan Belis yang sudah disepakati.

Pakaian Adat Sumba

Pakaian Adat Sumba

Saat tiba di rumah wanita, calon pengantin laki-laki membawa tombak dan lolo oma yang akan diikat sebagai tanda kedua keluarga telah bersatu.

Kemudian menyerahkan hewan ternak dan Mamuli.

Terakhir acara intinya ada tahap ikat pindah, yang menyimbolkan peresmian pernikahan dan tanda secara adat bahwa perempuan telah berpindah atau ikut ke suku pengantin laki-laki.

Diakhiri dengan acara makan bersama. Setelahnya pengantin perempuan dibawa ke rumah suaminya dengan iringan alat musik dan para penari.

Baca juga: Mau Solo Trip ke Sumba? Ini 6 Hal yang harus Kamu Baca

You may also like...