Tambolaka merupakan ibukota kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sumba Barat Daya memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa bagi destinasi wisata.
Pantai-pantai berpasir putih nan lembut yang masih asri, padang rumput savana yang hening dan memukau, dan perkampungan kuno yang masih terjaga budaya dan kekayaan tradisinya.
Destinasi wisata ini cocok bagi treveler yang suka suasana yang masih alami dan jauh dari hiruk pikuk traveler seperti tempat wisata umumnya
Sejarah kota Tambolaka
Kota Tambolaka menjadi ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya setelah pemerkaran yang terjadi pada tahun 2007. Karena itu cerita sejarah Tambolaka terkait dengan sejarah Sumba Barat.
Sebelum kedatangan Belanda, Paraingu atau kampung besar merupakan sistem pemerintahan tradisonal Sumba.
Ketika banyak pendatang yang merupakan nenek moyang orang Sumba, mereka membentuk semacam keluarga besar atau klan dengan dasar kesamaan asal usul dan menganut agama lokal merapu.
Masyarakat Sumba kuno mengenal 4 pembagian strata sosial yaitu: golongan ratu atau rato (Iman atau peminpin keagamaan), maramba (bangsawan), kabihu (orang merdeka), dan ata (hamba sahaya). Dalam perkembangannya, golongan ratu/rato dan maramba disatukan sebutan ratu maramba.
Golongan inilah yang memimpin semua aktivitas masyarakat dalam bidang keagamaan, sosial, edkonomi, dan politik.
Ketika Belanda mengingjakkan kaki di Sumba, Belanda mengubah sistem pemerintahan tradsional Paraingu menjadi sistem kerajaan dengan tujuan memecah bela agar dapat menguasai wilayah Sumba.
Tambolaka , Pintu Gerbang Sumba Barat
Tambolaka bisa dikatakan sebagai pintu gerbang Sumba Barat. Sebagai pintu gerbang Sumba Barat Tambolaka mempunyai 2 fasilitas untuk menyambut kedatangan traveler yaitu, Airport Tambolaka dan pelabuhan Waikelo. Dua fasilitas itu bisa dikatakan memadai untuk menyambut kedatangan traveler dari udara dan laut.
Airport Tambolaka merupakan bandar udara dengan kelac C yang memiliki landas pacu sepanjang 2.300 meter. Maskapai penerbangan seperti Sriwijaya Air, Nam Air, Lion Air, dan Garuda dengan pesawat ukuran sedang dapat mendarat dengan mulus di Airport Tambolaka.
Airport Tambolaka sendiri sebenarnya bukan airport baru. Airport ini dibuka pertama kali pada masa pemerintahan Jepang tahun 1945. Setelah masa itu, Airport Tambolaka masih tetap digunakan meski hanya untuk penerbangan perintis karena landas pacu masih berupa lapangan rumpun.
Seiring perkembangan waktu, fasilitas ini mengalami perkembangan pesat. Tidak hanya landas pacu yang dibenahi, fasilitas airport seperti ruang tunggu, ruang keberangkatan juga dibenahi menjadi sangat nyaman untuk menyambut traveler seperti sekarang.
Pelabuhan Waikelo merupakan pelabuhan pendaratan feri dan bongkar muat barang yang menjadi gerbang kedua Sumba Barat. Pantai Waikelo berjarak 5 km dari kota Tambolaka.
Pelabuhan Waikelo memiliki luas terminal 400 m2 dan mampu disandari kapal bertonase 1500 GT. Pelabuhan ini mulai dibangun pada tahun 2003. Pelabuhan Waikelo sangat memadai untuk meyambut kunjunga traveler ke Sumba
Destinasi Wisata Dekat Dengan Tambolaka
Jika kamu sudah memasuki pintu gerbang barat Sumba, rasanya tidak bijak jika tidak mengunjungi destinasi wisata di dekat Tambolaka. Berikut 3 destinasi wisata pilihan di dekat Tambolaka:
Desa adat Retenggaro
Bagi traveler yang ingin pergi ke jaman megalithikum yang magis, Desa adat yang berjarak kurang lebih 40 km dari Tambolaka ini merupakan tempat yang tepat.
Traveler akan disuguhi pemandangan kuburan batu tua yang berusia ribuan tahun dan rumah-rumah adat setinggi 15 meter yang masih terpelihara dengan asri.
Desa adat ini akan membawamu melintasi diimensi menuju masa lalu yang sakral. Jika kamu menyukai senja, desa adat yang terletak di pinggir pantai ini juga menyuguhkan panorama yang eksotis.
Waikelo Sawah merupakan mata air yang tidak pernah kering. Yang paling istimewa air yang mengalir dari perut bumi itu berwarna biru jernih.
Selain itu, kita akan disuguhi pemandangan goa yang menakjubkan dan hamparan padi menghijau karena mata air ini digunakan juga untuk mengairi lahan pertanian.
Bukit Lendongara
Bukit ini dapat di ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit dari Tambolaka. Sebaiknya datang ke bukit ini di musim penghujan.
Karena kamu akan menemukan padang savana hijau yang menakjubkan. Bagi para traveler pengejar matahari, padang savana ini layak dikunjungi.