Bukit Lendongara, Spot Melihat Sunset di Tambolaka

Hamparan perbukitan yang mulai redup bersanding warna langit dengan semburat jingga di bukit Lendongara. Sungguh lukisan alami yang tak boleh dilewatkan. Mendokumentasikannya dalam foto dari berbagai sudut tetap tidak bisa mengalahkan kenikmatan melihat secara langsung panorama bukit lendongara, spot terbaik melihat sunset di Tambolaka.

Anda pasti pernah melihat fotonya di suatu tempat. Entah di kanal berita atau postingan instagram. Foto yang menujukkan gugusan bukit yang berselang-seling, tertutup hamparan rumput berwarna hijau kadang kala ada juga yang berwana kuning kecoklatan. Lalu orang di dalam foto akan duduk di ujung atas sebuah bukit membelakangi kamera, sambil menghadap melihat perbukitan di depannya. Seolah sengaja ingin lebih memfokuskan foto pada keindahan tempat yang sedang dikunjungi.

bukit lendongara

Keindahan bukit lendongara yang menjadi spot favorit untuk foto | Foto : instagram @fanrobott

Itulah bukit Lendongara, padang rumput savana yang memiliki kontur perbukitan. Terletak di desa Karuni, Loura, kabupaten Sumba Barat Daya. Didominasi warna hijau hamparan rumput membentang luas dengan semak belukar di beberapa titik. Saat musim kemarau datang warna bukit menjadi lebih kuning kecoklatan. Tapi sama sekali tidak mengurangi keindahannya. Justru warna tersebut memberikan nuansa yang hangat saat melihatnya.

Baca juga: Bukit Persaudaraan Sumba, Seindah Lukisan

Hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mencapai ke sini, dari  Tambolaka ibu kota, kabupaten Sumba Barat Daya. Jalannya sudah beraspal dan relatif masih bagus. Bukit yang sering disebut bukit LDR oleh para pengunjung ini, tempat yang cocok untuk berdiam dan menenangkan diri. Setelah melewati perjalanan yang panjang untuk  bisa sampai ke Sumba ditambah mengeluarkan upaya sedikit berjalan mendaki bukit, rasa penat akan segera hilang manakala melihat keindahan pemandangan yang disajikan bukit Lendongara. Kesunyian dan hembusan angin yang menyegarkan bisa memberikan ketenangan tersendiri.

Jangan harap bisa menemukan penjual makanan atau hilir mudik kendaraan yang bising di sini. Paling sesekali anda akan bertemu masyarakat setempat yang lewat. Juga jika beruntung bisa melihat kawanan kuda yang sedang merumput mencari makan dari kejauhan.

Awas ada Ranjau

bukit lendongara

Kawanan kuda yang merumput, digembalakan dengan bebas di padang dan perbukitan | Foto: instagram @pantankpulang

Kuda memang hewan kebanggan masyarakat Sumba. Ras yang paling terkenal adalah kuda jenis sandalwood. Dipakai untuk membantu aktivtas sehari-hari juga digunakan dalam upacara adat. Di tanah Marapu ini kuda tidak diberi nama karena dipandang hampir sejajar dengan arwah nenek moyang. Diternak dengan cara dilepaskan begitu saja untuk mencari makan, menyebar di padang rumput savana belari-lari begitu bebasnya. Maka tidak perlu heran jika saat datang ke Sumba, anda bisa dengan mudah menemukan hewan tunggangan yang sangat dihormati ini.

Nah karena savana ini memang tempat kuda mencari makan dan bermain, maka anda harus berhati-hati jika ingin duduk bahkan bebaring di rerumputannya. Karena kalau tidak hati-hati nanti anda bisa terkena kotoran kuda yang mungkin awalnya tidak begitu terlihat. Walapun rasanya pasti menyenangkan rebahan dan merasakan dari dekat rumput-rumput dan ilalalang (menyatu dengan alam). Tapi anda pasti tidak mau kan malah terkena ranjau kotoran kuda.

Waktu yang tepat untuk berfoto di Lendongara

bukit lendongara

Menikmati matahari terbenam (sunset) dari atas bukit lendongara | Foto: instagram @yllowling

Sebenarnya jam berapa pun anda bisa mengunjungi bukit Lendongara. Tidak perlu membeli tiket atau pembayaran retribusi lainnya, cukup langsung datang saja. Namun ada waktu-waktu tertentu yang dianggap paling bagus jika ingin mengunjungi bukit savana ini. Bukan hanya untuk bisa mendapatkan pemandangan yang indah tapi juga agar bisa menghasil jepretan foto yang sempurna.

Datanglah di waktu menjelang sore hari. Biasa disebut golden hour. Yaitu Saat matahari mulai turun menuju arah barat. Anda akan mendapatkan pemandangan yang paripurna. Perpaduan warna langit di saat senja dan sinar matahari yang memantul di punggung bukit. Menghasilkan panorama menarik yang belum tentu bisa anda dapatkan kembali.

Bersiaplah mencari spot yang pas untuk mengambil gambar. Pilih pose yang anda inginkan. Sedang duduk atau berdiri. Menghadap kamera atau ala-ala foto candid. Anda juga bisa kenakan kain tenun khas sumba. Warna yang kontras dengan motif khas Sumba dari kain tenun ini, membaur amat baik  dengan pemandangan. Semakin menekankan penjelasan pada foto, bahwa anda sedang berada di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Setelah kenyang berfoto ria, sisanya tinggal menikmati  suasana sore hari di bukit Lendongara. Menunggu matahari benar-benar kembali ke peraduan. Ditemani kopi hangat dan teman terdekat ataupun keluarga di samping mu. Berbicang ringan sebelum akhirnya  bersiap kembali ke rutinitas lama.

You may also like...