5 Desa Adat Di Sumba Barat Daya Yang Masih Terjaga

Desa Adat Di Sumba Barat Daya – Sumba memang menawarkan bentang alam yang eksotis. Namun selain itu desa dan perkampungan di sana masih kental dengan adat dan budayanya.

Berlibur ke Sumba tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi perkampungan adatnya. Berikut adalah lima desa adat di Sumba Barat Daya yang wajib kamu kunjungi sebagai destinasi liburanmu selama di sumba.

1. Desa Adat Ratenggaro

Desa adat Ratenggaro

Desa Adat Ratenggaro, Desa Adat Di Sumba Barat Daya – Sumber: sociolla.com

Desa Adat Di Sumba Barat Daya yang wajib kalian kunjungi adalah Desa Adat Ratenggaro.  Desa ini adalah desa terindah di Pulau Sumba. Desa ini terletak di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya.

Jarak antara Desa Ratenggaro dengan Tambolaka Ibukota Sumba Barat Daya sejauh 56 km, dengan waktu tempuh 1,5 jam hingga 2 jam lamanya.

Pesona dari Desa Ratenggaro adalah rumah adatnya yang dibangun dengan bahan-bahan dari alam. Rumah adat ini disebut dengan Uma Kelada.

Ciri khas Uma Kelada adalah atap menjulang yang berbahan dasar jerami setinggi 15-20 meter. Tinggi rendah atap masing-masing rumah menandakan status sosial sang penghuni. 

Ratenggaro sendiri diambil dari kata Rate yang berarti kuburan dan Garo yang merupakan nama suku penduduk asli desa ini. Konon kabarnya saat perang antar suku dahulu kala penduduk saat ini berhasil merebut desa ini dari Suku Garo.

Korban kalah perang pada zaman itu akan dibunuh dan dikubur di tempat itu juga. Maka jangan heran jika kamu melihat banyak kuburan saat memasuki desa ini. Bentuknya mirip seperti meja datar dan berukuran besar.

Total terdapat 304 buah kubur batu dan tiga diantaranya berbentuk unik terletak di pinggiran laut.

2. Desa Adat Wainyapu

Desa Wainyapu, di Sumba Barat Daya

Desa Wainyapu, desa adat di Sumba Barat Daya – Sumber: antarafoto

Desa Wainyapu adalah salah satu Desa Adat Di Sumba Barat Daya yang juga wajib kalian kunjungi karena selin indah jug amasih sangat tradisional.

Desa Wainyapu berjarak sekitar 63km dari Kota Tambolaka, ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Perjalanan darat dapat ditempuh dari Kota Tambolaka selama ± 1 jam lamanya.

Kampung ini terletak di tepi pantai selatan Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya. Perkampungan ini sudah ada sejak abad ke-15 dan termasuk perkampungan tertua di Sumba.

Daya tarik wisatawan pada Kampung Adat Wainyapu ini merupakan kombinasi antara keindahan pesisir pantai dan adat budaya yang masih dijunjung tinggi oleh warganya.

Di kampung ini kamu bisa menjumpai 60 Uma Kalada (rumah tradisional Sumba beratap rumbia yang menjulang) serta batu kubur sebanyak  ± 1.058 buah.

Selain itu Kampung Wainyapu juga masih mengadakan ritual adat Pasola secara rutin antara Bulan Februari atau Maret.

baca juga :

3. Desa Adat Manola

Desa Adat Manola

Desa Adat Manola foto igunwinarno.blogspot

Desa Adat Di Sumba Barat Daya selanjutnya adalah Desa Adat Manola. Desa ini berada di dataran tinggi di Kecamatan Wewewa, Sumba Barat Daya.

Desa Adat Manola Berjarak sekitar 30 km dari Tambolaka, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai desa ini kurang lebih satu jam lamanya.

Dengan adanya 26 Uma Kalada yang masih rapih, desa ini masih memegang teguh adat dan budayanya. Selain itu terdapat sekitar 113 kubur batu tua yang berumur ratusan tahun. 

Upacara adat yang terkenal di desa ini disebut Upacara Teda. Makna diadakannya upacara ini adalah untuk meminta berkat kepada Dewa Marapu untuk keberhasilan panen dan menolak malapetaka serta musibah. Masyarakat Desa Adat Manola masih memelihara kepercayaan Marapu.

Beberapa totem atau patung pemujaan juga diletakkan di bawah sebuah pohon yang rindang untuk ritual pemujaan kepada dewa yang diyakini.

4. Desa Adat Mbuku Bani

Desa Adat Mbuku Bani, Desa Adat di Sumba Barat Daya

Desa Adat Mbuku Bani, Desa Adat di Sumba Barat Daya – Sumber: travelingyuk.com

Seperti Desa Adat Di Sumba Barat Daya lainnya, di Desa Mbuku Bani kamu juga bisa menemui Uma Kalada yang masih kokoh berdiri dan kubur batu yang sudah berusia ratusan tahun.

Selain itu di desa ini kamu bisa melihat barang-barang peninggalan kuno seperti kain kuno, bebek emas, pistol dari emas, peti besi, guci, hingga gendang dari kulit manusia.

Kampung ini berada di tepi pantai Bondo Kawango, dengan jarak 43 km dari Tambolaka, Ibukota Sumba Barat Daya.

Hal yang paling spesial dari desa ini adalah Desa Mbuku Bani merupakan tuan rumah penyelenggaraan ritual adat Pasola. Ketua adat melakukan ritual Marapu untuk menentukan kapan Ritual Pasola diselenggarakan .

setelah ditetapkan, informasi ini akan disampaikan oleh Kampung Tossi yang memiliki kuasa untuk menyampaikannya kepada khalayak umum.

Kampung Mbuku Bani menjadi sentralisasi sebelum pelaksanaan Pasola berlangsung menyelenggarakan beberapa tradisi seperti nyanyian berpantun, Nyale (tradisi berburu cacing laut, dan permainan rakyat lainnya.

5. Desa Adat Tossi, Desa Adat Di Sumba Barat Daya

Desa Adat Tossi, Desa Adat di Sumba Barat Daya

Desa Adat Tossi, Desa Adat di Sumba Barat Daya – Sumber: berajahaksara.org

Desa Adat Di Sumba Barat Daya yang juga tak boleh kalian lewatkan adalah Desa Adat Tossi.

Desa Adat Tossi Berjarak ± 35 km dari Kota Tambolaka, Desa Tosi terletak di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya. Nama Tossi berasal dari kata “TO” yang berarti ‘Orang’ dan “SSI” yang artinya ‘Laki-laki’.

Konon, nama Tossi diberikan karena penghuni pertama dari desa ini adalah seorang laki-laki. Bisa dibilang Desa Tossi adalah adik dari Desa Mbuku Bani karena persaudaraan antara masyarakat dua desa tersebut yang erat. 

Desa Tossi diberi kuasa untuk mengumumkan ke khalayak ramai mengenai jadwal Ritual Pasola yang sebelumnya sudah ditentukan di Desa Mbuku Bani.

Maka dari itu Desa Tossi juga merupakan salah satu desa yang menyelenggarakan upacara adat Pasola bersama dengan Desa Mbuku Bani.

Daya tarik lain dari desa ini adalah adanya sumber mata air yang diberi nama “Wai Marunga”. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat setempat juga percaya bahwa mata air tersebut dapat menyembuhkan segala macam penyakit.

Air yang berasal dari mata air ini juga digunakan untuk memercik seluruh kuda pada perayaan Ritual Pasola agar mendapatkan kekuatan dari Sang Maha Dewa Marapu.

**

Budaya dan tradisi masyarakat di Indonesia memang menjadi daya tarik tersendiri. Tidak terkecuali dengan masyarakat di Sumba Barat Daya.

Kekayaan budaya yang masih kental di beberapa desa adat unik di Sumba Barat Daya memikat para wisatawan yang ingin melepas penat dari hiruk pikuk riuhnya perkotaan.

Jika kamu ingin beristirahat sejenak dan mengenal keunikan desa adat di Sumba Barat Daya, 5 desa ini bisa menjadi referensi kamu!

You may also like...