5 Minuman Khas Sumba yang Harus Kamu Coba, Rasanya Maknyus!

Selain destinasi wisata alam Sumba yang aduhai, pulau cantik itu juga memiliki beberapa minuman khas Sumba yang lezat.

Secara administratif, pulau ini termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur dan mempunyai empat kabupaten, yaitu Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Kota terbesarnya adalah Waingapu, yang merupakan Ibukota Kabupaten Sumba Timur.

Sumba memiliki destinasi wisata alam yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Contohnya seperti Pantai Walakiri, yang memiliki pasir putih gading atau Bukit Warinding yang terkenal dengan pemandangannya yang mempesona. Namun, selain pemandangan alam, Sumba juga memiliki tradisi menarik dan kekayaan kuliner yang tidak banyak orang tahu.

Kita pasti sudah tidak asing dengan susu kuda liar Sumba yang cukup terkenal. Namun, ternyata masih ada minuman khas Sumba lainnya yang harus dicoba.

Minuman Khas Sumba

1. Susu Kuda Liar

Susu kuda liar Sumba merupakan salah satu minuman yang wajib dicoba. Meskipun namanya ‘liar’, sebetulnya kuda-kuda tersebut dibudidayakan di peternakan khusus. Hanya saja, mereka memang dilepaske alam bebas setiap jam 6 pagi untuk mencari makan. Kuda tersebut biasanya kembali ke kandang sekitar jam 6 sore.

Susu kuda liar memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Beberapa diantaranya seperti membangun massa otot, memperlancar saluran pencernaan, mempercantik kulit, membuat tubuh lebih kebal terhadap penyakit, dan mengawetkan makanan.

Susu Kuda Liar – Foto: @oleholehkhaslombok

2. Kopi Sumba

Kopi Sumba merupakan salah satu kopi terenak yang ada di tanah air. Cita rasa kopi Sumba telah dibuktikan melalui Festival Kopi Nusantara, bahkan kopi ini berhasil mengalahkan Kopi Aceh dan Kopi Sumatera. Cara pembuatan kopi ini masih traditional, yaitu dengan cara ditumbuk memakai lesung.

Sumba membudidayakan kopi robusta. Jika jenis kopi ini pada umumnya terasa pahit dengan tingkat keasaman yang rendah, maka berbeda dengan Kopi Sumba ini. Kopi robusta Sumba Barat Daya justru terkenal dengan cita rasa asam yang cukup kuat.

Hampir semua pekarangan rumah orang Sumba, seperti di daerah dataran tinggi Wewewa, memiliki banyak pohon kopi yang rata-rata dipanen untuk dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar tradisional. Kebanyakan masyarakat menambah racikan dengan potongan jahe untuk menambah harum kopi saat dimasak. Minuman khas Sumba ini disajikan manis, seperti kebiasaan warga Sumba yang senang membubuhkan banyak gula pasir pada kopinya.

Kopi Sumba – Foto:@rasakopi

3. Peci

Peci merupakan minuman khas Sumba berupa minuman keras beralkohol tinggi yang merupakan produksi lokal masyarakat Sumba. Minuman ini memiliki beberapa nama berbeda di setiap daerah, seperti di NTT dengan nama moke.

Peci berbahan dasar nira dari pohon lontar yang difermentasi atau disuling secara tradisional. Pohon lontar ini hanya bisa ditemukan di daerah Sumba Timur. Artinya, masyarakat Sumba Timur adalah produsen dari peci itu sendiri.

Masyarakat masih mengonsumsi minuman ini, meski Peci bersifat ilegal dan memiliki pengaruh negatif terhadap tubuh karena kadar alkoholnya yang tinggi. Kita masih bisa menemukan peci saat acara adat, seperti pesta pernikahan dan merayakan natal.

4. Teh Lino

Jika kurang cocok dengan kopi dan alkohol, masih ada minuman khas Sumba lain yang bisa dicoba, yaitu teh.

Teh lino adalah teh original dari masyarakat Sumba Barat Daya yang memiliki cita rasa yang khas. Teh ini berasal dari tanaman lino yang merupakan tanaman khas Sumba Barat Daya.

Tanaman ini juga bisa digunakan untuk mengobati luka. Caranya dengan menumbuk bagian kulit kayunya, lalu ditempel pada bagian tubuh yang luka. Saat ini, teh lino sudah dijadikan sebagai oleh-oleh khas Sumba.

Selain minuman, tanah Sumba juga memiliki beragam makanan khas lezat. Silakan baca di artikel berikut ini:

5. Teh Kelor

Minuman khas Sumba terakhir adalah teh kelor. Sesuai namanya, teh ini berasal dari tanaman kelor. Teh kelor tercatat sudah diekspor hingga ke Afrika dan Taiwan. Teh kelor dapat dijumpai di pasaran dengan harga sekitar Rp 35.000,- per bungkusnya.

Tanaman kelor sudah banyak dibudidayakan di daerah NTT, karena pemanfaatannya yang cukup banyak. Penggunaannya mulai dari bahan makanan hingga kosmetik. Meski terlihat sederhana, ternyata tanaman ini bisa digunakan untuk beragam keperluan.

Teh kelor memiliki kandungan polifenol catechin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang merupakan anti oksidan kuat. Zat ini mampu menghambat serta membunuh sel kanker tanpa membahayakan jaringan sehat di sekitarnya. EGCG juga dinilai efektif dalam menurunkan kadar kolesterol.

Teh Kelor – Foto: @rumahkelor

Tertarik untuk mencoba salah satu minuman khas Sumba ini? Setelah puas berkeliling ke pantai dan bukit cantik, sempatkan waktu sejenak untuk menghirup minuman khas lokal untuk mendekatkan diri dengan sekitar. Lagipula, selama liburan kita tidak hanya perlu memanjakan mata, namun juga lidah dan perut. Liburan bukan hanya memotret untuk media sosial, namun juga turut merasakan detak kehidupan masyarakat lokal.

Terimakasih sudah membaca. Sampai bertemu di artikel selanjutnya!

You may also like...

Exit mobile version