Piarakuku Hills, Spot Foto Keren di Sumba

Tidak ada yang bisa menolak untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian. Seperti di Piarakuku Hills. Dari puncak bukit yang lebih tinggi memandang luas barisan bukit dan lembah yang bergelombang. Warna hijau bukit dan tebing terlihat lebih cerah saat terang matahari mulai muncul. Rasanya semua lelah dan penat lepas dari badan, terbawa angin yang tertiup kencang.

Satu lagi bukit dengan daya tarik tersendiri dari tanah Sumba. Selain bukit Warinding dan Lendongara, Piarakuku Hills bisa jadi pilihan destinasi terbaru. Berada di desa Persiapan Haruwut, Kecamatan Matawai La Pawu, Sumba Timur. Bukit ini mulai dikenal menjadi pilihan tempat wisata baru yang menarik.

Sumber: @umburoman

Ada yang mengatakan Piarakuku memiliki arti anak remaja laki-laki. Belum diketahui lebih lanjut maksud dari penamaan Piarakuku. Saat berada di Pirakuku Hills anda akan merasa dekat dengan langit. Memutar badan dan menghadap ke arah mana pun anda  akan disuguhkan barikan bukit dan tebing yang nampak gagah. Mungkin itu alasannya kenapa diberi nama dengan makna anak remaja laki-laki. Untuk menjadi simbol ketangguhan para pria tanah Sumba.

Saat sudah sampai puncak dari Piarakuku Hills, rasanya diri ini seperti dikelilingi oleh perbukitan. Melempar pandangan ke sudut manapun keindahan tebing dan lembah seperti tak ada habis-habisnya. Datanglah saat matahati akan terbit ataupun terbenam untuk menyaksikan perpaduan keindahan bukit dan langit berwarna jingga. Jangan lupa abadikan momen anda dengan kamera atau smartphone. Pilih spot manapun yang dirasa pas untuk mengambil foto dengan latar belakang panorama dari atas Piarakuku Hills. Sebenarnya semua sudut  bukit bisa digunakan untuk jadi spot foto. Anda juga bisa berfoto dengan patung-patung yang sengaja ditaruh di atas bukit.

Patung-patung pahatan di Piarakuku Hills

Sumber: @sumbaadventureclub

Saat mencapai bukit pengunjung akan disambut patung-patung hasil pahatan seniman asli Sumba. Ia jugalah orang yang berjasa untuk mempercantik bukit ini bersama-sama dengan bantuan warga sekitar. Seniman ini bernama Jeferson Tamu Ama. Ama begitu seniman ini akrab dipanggil menjadikan Piarakuku Hills ini sebagai studio alam. Di sinilah Ama menghabiskan waktunya untuk memahat batu dan memajang patung pahatan hasil karyanya.

Ada patung laki-laki berukuran besar dengan pakaian adat sumba. Juga ada patung-patung yang lebih  kecil ukurannya. Masing-masing menggambarkan simbol adat dan kebudayaan Sumba

Selain memajang patung di sekitaran Piarakuku Hills, Ama juga berperan dalam membuka akses ke Piarakuku dengan membuat jalan masuk  dan merapihkan lokasi. Lokasi ini mulai dikenal oleh banyak orang semenjak 16 Agustus 2019. Pada saat itu Ama memasang bendera merah putih di atas bukit dan menaruh patung karyanya. Lalu pada akhir bulan September Ama dan warga sekitar mulai membuka jalan untuk akses masuk ke atas bukit.

Semakin lama bukit ini semakin dikenal oleh orang banyak. Semakin banyak lagi yang datang utnuk menikmati keindahan jajaran bukit yang hijau. Juga melihat patung-patung hasil tangan Ama. Ama terus melengkapi apa-apa yang ada di bukit. Termasuk membuatkan gubuk kecil dari kayu untuk jadi tempat beristirahat bagi para pengunjung. Kedepannya masih banyak rencana Ama untuk Piarakuku Hills. Dengan begitu harapannya lebih banyak lagi orang bisa menyaksikan keindahan alam Sumba dari atas Piarakuku Hills

Akses menuju ke Piarakuku Hills

Sumber: @nndrawr

Jarak yang ditempuh untuk sampai kesini kurang lebih 35 km arah selatan kota Waingapu. Menempuh waktu sekitar 30 menit sampai satu jam, tergantung kecepatan kendaraan. Tinggal melaju ke arah timur dari kota Waingapu mengikuti jalan nasional Waingapu-Melolo menuju Kawangu. Patokannya saat sudah sampai puskesmas Kawangu, anda tinggal belok kanan mengikuti jalur jalan Kawangu-Tanarara. Sesampainya di sana, dari jalan raya anda perlu berjalan kaki sekitar 100 meter saja.  Menapaki jalan setapak yang sudah beraspal jadi lebih nyaman untuk dilalui.

Anda tidak perlu membayar karcis apapun untuk masuk, belum ada retribusi yang dikenakan pada pengujung. Tidak ada tempat makan ataupun penginapan. Jadi diharapkan anda bisa membawa bekal makanan sendiri dari penginapan. Dengan tetap menjaga kebersihan bukit. Kalau tidak menemukan tempat sampah alangkah baiknya ditaruh sementara di dalam tas. Jangan lupa  membawa kain khas Sumba untuk keperluan berfoto.

You may also like...

Exit mobile version